sebelumnya bagi agan agan/sista yang belum membaca bagian satu bisa klik disini >>>
THARIQ BIN ZIYAD dan Perang Penyatuan DI ANDALUSIA (Portugal-Spanyol) bagian 1
Kedatangan Musa Bin Nusayr
Musa bin Nusayr datang ke Semenanjung Iberia bersama 18.000
tentara untuk membantu Thariq melakukan pembebasan. Ia datang pada Ramadhan 93
H (Juni 712 M). Menurut beberapa sumber, Julian dan pasukannya juga ikut dalam
rombongan ini.
Keikutsertaan Sahabat Nabi
Bersama Musa, datang juga seorang sahabat Nabi Muhammad yang
hampir berusia 100 tahun, namanya adalah Abu al-Munaizir. Menurut sejarawan
Ar-Razi, Abu al-Munaizir adalah salah satu sahabat nabi yang termuda.
Keikutsertaan Tabiin
Selain itu, banyak para tokoh tabiin yang ikut. Menurut Alwi
Alatas, mereka adalah sebagai berikut:
Hans as-San'ani
Ibnu Rabah al-Lakhmi
Abdullah bin Yazid al-Ma'arefi al-Jobeli
Hayyan ibnu Abi Hoblah
Iyadh bin Uqbah al-Fihri
Habib bin Abi Ubaidah
Abdullah bin Said
Ibnu Shamasah
Al-Mughirah bin Abi Burdah Nashitt bin Kinanah al-Adri
Hayyat bin Reja at-Tamimi.
Pembebasan Kota Seville
Musa bin Nusayr segera bertindak cepat. Ia bersama
pasukannya membebaskan kota-kota yang belum sempat dibebaskan oleh Thariq.
Dalam waktu yang singkat, Seville berhasil dibebaskan. Musa menjadikan kota ini
sebagai ibukota Islam.
Pembebasan Kota Niebla
Setelah Seville, Musa bergerak ke kota Niebla. Tanpa
mengalami kesulitan, Niebla pun segera dibebaskan.
Pembebasan Kota Faro
Musa kembali bergerak menuju kota Faro. Dengan mudah, kota
Faro pun berhasil dibuka.
Pembebasan Kota Beja
Musa kali ini menuju kota Beja. Kota ini adalah kota
garnisum yang dibangun oleh Julius Caesar. Dalam waktu singkat pun kota Beja
berhasil dikuasai pasukan Musa.
Pembebasan Kota Malaga
Musa memecah pasukannya. Ia memerintahkan anaknya, Abdul
A'la bin Musa, untuk membawa pasukan menuju Malaga. Tanpa kesulitan berarti,
Abdul A'la berhasil membuka kota Malaga.
Pembebasan Kota Evora
Musa memerintahkan Abdul Aziz bin Musa, anaknya yang lain,
untuk menuju Kota Evora. Sama seperti sebelumnya, Evora pun mudah untuk
dibebaskan.
Pembebasan Kota Jaen
Abdul Aziz bin Musa juga berhasil membebaskan Jaen.
Pembebasan Kota Sagunto
Kemudian, Abdul Aziz bin Musa menuju Sagunto. Ia dan
pasukannya berhasil membuka gerbang kota.
Pembebasan Kota Murcia
Abdul Aziz bin Musa menuju Kota Murcia. Theodomir (Arab:
Tudmir) sejauh ini berhasil mempertahankan kotanya dengan baik walau dengan
sedikit prajurit. Ia meminta seluruh wanita untuk berpakaian baju besi dan
mengangkat busur di puncak-puncak benteng mereka. Ini membuat Abdul Aziz
mengira bahwa mereka sedang bertempur melawan pasukan yang sangat banyak.
Berkat siasat itu, Abdul Aziz pun meminta kesepakatan damai
dan Theodomir menyetujuinya. Theodomir diperbolehkan tetap menguasai Murcia
dengan hukum yang ditetapkannya asalkan membayar pajak tahunan dalam bentuk
uang, biji-bijian, cuka, madu, minyak, dan anggur. Di kemudian hari, kaum Mulim
Al-Andalus menyebut tempat itu Bilad Tudmir (Negeri Tudmir). Berikut ini adalah
perjanjian antara Theodomir dan Kaum Muslim:
"[Tudmir] tidak akan:
Memberikan perlindungan bagi buronan dan musuh-musuh kita
Mendorong setiap orang yang dilindungi untuk takut kepada
kita
Menyembunyikan berita tentang musuh-musuh kita"
Pembebasan Kota Merida
Musa bin Nusayr dan pasukannya menuju kota Merida. Ternyata,
pasukan Merida sangat kuat dan kaum muslimin tidak bisa menang. Sampai hampir
tiba Idul Fitri, pasukan Musa tidak sanggup menembus Merida. Saat hari raya
Idul Fitri, Musa memerintahkan para prajuritnya untuk mewarnai rambut dan
janggut mereka dengan warna merah sekadar untuk merayakan Idul Fitri. Pasukan
Visigoth yang tidak tahu apa-apa terpesona karena rambut pasukan Musa berubah
menjadi merah. Musa yang menyadari hal itu segera bertindak cepat. Esoknya, ia
memerintahkan prajuritnya untuk mewarnai rambut mereka dengan warna hitam.
Prajurit Visigoth pun terpesona kembali. Mereka berkomentar,
"Kami sudah melihat raja mereka, seorang yang sudah
tua, tetapi kemudian bisa berubah menjadi muda lagi. Karenanya ikutilah nasihat
kami, bahwa kita harus pergi kepadanya dan memenuhi permintaannya, sebab kita
tak akan sanggup menghadapi orang-orang seperti mereka"
Akhirnya, diadakanlah perjanjian damai seperti yang
dilakukan di beberapa kota yang lain. Mereka harus membayar pajak tahunan
seperti kota lain.
Menurut David Levering Lewis, cara ini belum berhasil
sepenuhnya membuat pasukan Visigoth menyerah. Saat inilah Julian beserta pasukannya
berpura-pura bertindak sebagai bala bantuan. Ia meminta dibukakan pintu
gerbang. Setelah berhasil masuk ke dalam kota, pasukan Julian menghembuskan
kabar bahwa Musa dan pasukannya adalah prajurit dewa yang mampu mengubah
penampilan dan umur mereka sesuka hati. Mereka menyuruh pasukan Visigoth untuk
menyerah saja. Akhirnya, perjanjian damai pun dibuat.
Pembebasan Kota Talavera
Pasukan Musa mampir ke kota Talavera untuk membebaskannya
sebelum menuju Zaragoza bersama Thariq
Pembebasan Kota Zaragoza
Kota Zaragoza ini dikenal juga dengan nama Saragossa.
Setelah membuka Kota Merida, Musa memecah pasukannya menjadi dua. Abdul Aziz
bin Musa melanjutkan perjalanan sementara Musa sendiri bertemu dengan Thariq di
Toledo (pendapat lain mengatakan mereka bertemu di Kota Talavera, sebelah barat
Toledo). Musa bin Nusayr dan Thariq pun menggabungkan pasukan dan berhasil
membebaskan Zaragoza. Zaragoza pada zaman dahulu adalah pusat Romawi Kuno. Di
kota ini, Musa mendirikan masjid besar Sarakusta. Saat ini, masjid Sarakusta
telah diubah menjadi Katedral La Seo.
Pembebasan Kota Burgos
Setelah itu, pasukan menuju Kota Burgos dan dapat dibebaskan
dengan mudah. Salah satu desa yang dibebaskannya bernama desa Amaya.
Pembebasan Kota Coimbra
Abdul Aziz bin Musa yang membawa cukup banyak pasukan segera
menuju kota Coimbra, sekarang ada di Portugal. Kota ini dapat dibebaskan tanpa
banyak kesulitan.
Pembebasan Kota Santarem
Setelah itu, Abdul Aziz bin Musa menuju Santarem. Sama
seperti Coimbra, gerbang Santarem pun dapat dibuka dengan mudah. Saat ini
Santarem berada di Portugal.
Pembebasan Kota Mertola
Pasukan Musa menuju Mertola dan berhasil mengalahkan
tentara-tentara penjaga kota
Pembebasan Kota Salamanca
Pasukan Musa bin Nusayr menuju Salamanca dan berhasil
membuka gerbangnya.
Pembebasan Kota Valencia
Valencia juga dapat dibebaskan setelah bertarung cukup
keras.
Pembebasan Kota Valladolid
Pasukan bergerak ke arah Valladolid dan bisa membuka gerbang
kotanya
Pembebasan Kota Barcelona
Setelah Zaragoza, Musa dan Thariq menuju Barcelona dan
berhasil membebaskan kota tersebut dengan mudah.
Pembebasan Kota Leon
Thariq bin Ziyad dan Musa membagi pasukannya. Thariq memacu
kudanya menuju provinsi Leon dan Castile. Ia membebaskan kota Leon, Spanyol,
setelah bertempur cukup sengit.
Status Wilayah Ceuta
Karena dianggap telah banyak membantu pasukan Thariq, Julian
tetap dibiarkan menguasai Ceuta untuk menghormatinya. Thariq hanya
mewajibkannya mengirim pajak tahunan. Kelak, ketika Julian sudah meninggal,
wilayah Ceuta baru dimasukkan ke dalam area kekhalifahan Islam. Sementara itu,
nasib Florinda tidak diketahui
Kondisi Pasca Pembebasan
Politik
Thariq bin Ziyad diangkat menjadi gubernur Al-Andalus untuk
sementara. Ia bersama Musa bin Nusayr menegakkan hukum Islam di seluruh penjuru
Semenanjung Iberia. Para pemimpin yang sudah menandatangani perjanjian damai
dengan pasukan Thariq wajib membayar pajak tahunan dan mengakui kekuatan
kekhalifahan Islam. Sebagai imbalannya, mereka diizinkan memiliki pemerintahan
yang independen. Mereka juga dilindungi seperti warga lainnya.
Thariq juga berusaha menyelesaikan hak-hak yang sebelumnya
dirampas oleh Roderick, misalnya seperti kasus Witiza. Witiza adalah penguasa
Semenanjung Iberia sebelum Roderick. Namun, pada tahun 710 M, Roderick
mengadakan kudeta berdarah terhadap pemerintahan Witiza sehingga ia terbunuh.
Harta-harta Witiza pun banyak yang dierebut. Pada pertempuran Guadalete,
pasukan pendukung Witiza yang direkrut oleh Roderick membelot ke Thariq.
Pasukan Witiza sepakat akan membantu Thariq dengan imbalan Thariq memberikan
hak mereka yang telah dirampas Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.
Setelah pertempuran Guadalete selesai, anak-anak Witiza
menemui Thariq dan meminta pelunasan janjinya. Thariq meminta mereka untuk
menemui Musa bin Nusayr di Qayrawan, ia yang akan menyelesaikan urusan mereka.
Thariq pun membantu menuliskan surat rekomendasi kepada Musa tentang kasus
tersebut. Setelah membaca surat Musa dan penuturan anak-anak Witiza, Musa pun
mengabulkan keinginan itu. Ia mengembalikan hak mereka yang telah dirampas oleh
Roderick, yakni 3.000 peternakan dan 1.000 desa.
Sosial-Ekonomi
Sebelum pembebasan Al-Andalus, Visigoth mempraktikkan
Latifundium. Itu adalah sebuah praktik pengolahan tanah yang pekerjanya adalah
para budak, mirip seperti industri perkebunan pada zaman sekarang. Menurut
David Levering Lewis, ekonomi Visigoth dibangun di atas perbudakan. Setelah
Thariq datang, tanah itu dibagi-bagi ke petani lokal. Sebagian besar budak juga
dibebaskan atau mereka membebaskan diri mereka sendiri dengan tebusan (pada
zaman Visigoth, budak tidak diizinkan menebus diri mereka).
Thariq juga membebankan pajak umum kepada seluruh
masyarakat, baik ia Muslim, Nasrani, atau Yahudi. Khusus penduduk Nasrani dan
Yahudi, ada pajak personal atau bila mereka tidak mampu, mereka menggantinya
dengan mengikuti wajib militer. Pajak ini bertingkat sesuai tingkat
profesionalitas mereka. Semakin profesional dan kaya, pajaknya semakin besar.
Selain itu, ada pula kelompok masyarakat bebas pajak, mereka adalah:
Perempuan
Anak-anak
Biarawan
Orang-orang cacat
Orang sakit
Pengemis
Para budak
Semenanjung Iberia sudah selesai dikuasai kecuali daerah
Asturias. Ada seorang bangsawan Visigoth yang bernama Pelayo, kemungkinan ia
adalah pengawal pribadi Roderick. Pelayo berhasil meloloskan diri dari
Pertempuran Guadalete dan menyusun pasukan kembali. Pada suatu hari mereka
menyerang pasukan Thariq tetapi tidak berhasil. Pelayo dan pengikutnya terdesak
hingga tinggal 30 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Mereka kemudian
menyingkir ke daerah Covadonga, daerah yang terjal dan berbukit-bukit. Pasukan
Thariq terus mengepung mereka sampai Pelayo dan pengikutnya kelaparan. Mereka
hanya mampu makan madu yang mereka kumpulkan dari pohon terdekat.
Pasukan Thariq berpikir tidak perlu mengejar Pelayo lagi
karena ia dan pengikutnya akan mati kelaparan sendiri. Oleh karena itulah,
mereka kemudian meninggalkan Pelayo dan melupakan kejadian itu. Ini adalah
kesalahan fatal Pasukan Thariq. Tanpa disangka, Pelayo berhasil bertahan dari
kelaparan dan menyusun ulang kekuatannya kembali. Pelayo mendirikan Kejaraan
Asturias dan menjadi cikal bakal kekuatan masa depan yang berhasil mengusir
Kaum Muslimin dari Semenanjung Iberia
dari berbagai sumber
0 komentar:
Posting Komentar